Fitnah Follower Dan Popularitas
Tidakkah engkau bersedih, ketika engkau harus mencari angle terbaik untuk koleksi foto Instagram-mu?
Tidakkah engkau bersedih, ketika orang-orang terus menuntutmu untuk "melakukan yang terbaik dan bersih dari cacat"?
Tidakkah engkau bersedih, ketika engkau berbuat kesalahan, engkau gengsi untuk mengakui kesalahan tersebut karena takut follower-mu kecewa dan meninggalkanmu?
Tidakkah engkau bersedih, ketika orang-orang terus mengawasi kehidupan pribadimu?
Tidakkah engkau gelisah, ketika pikiranmu terlalu sibuk untuk menjaga wibawamu di hadapan orang-orang?
Tidakkah engkau bersedih, ketika para syaitan datang kepadamu sehingga godaan untuk riya' dan sombong menjadi lebih dahsyat?
Tidakkah engkau bersedih, ketika ternyata engkau mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkan oleh netizenmu? Sehingga engkau sulit menerima takdirmu?
Tidakkah engkau bersedih, ketika engkau menyebarkan sesuatu, ternyata apa yang engkau sebarkan menjadi dosa jariyah bagimu karena dilihat dan dipraktekkan jutaan orang?
Tidakkah engkau bersedih, ketika engkau harus sibuk memikirkan bagaimana untuk membalas komentar negatif orang-orang?
Tidakkah engkau bersedih, ternyata engkau hanya ingin beramal jika memang sedang diperhatikan orang-orang?
Coba renungkan hadits ini,
إنَّ الله يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الغَنِيّ الْخَفِيَّ
“Sesungguhnya Allah cinta kepada seorang hamba yang bertakwa, yang kaya hati dan tersembunyi.” (HR. Muslim)
Komentar
Posting Komentar