Hikmah dari Menjaga Kehormatan Pemimpin

Kita telah mengalami tahun-tahun politik yang cukup heboh, karena satu sama lain masih saling serang demi membela orang yang didukungnya. Mulai dari tahun 2014, 2019, hingga saat ini atmosfer politik sangat terasa. Yang menakjubkan adalah ketika salah satu pasangan menag dalam pilpres, pendukung dari pasangan lain masih merasakan sakit hati sehingga sering mencela dan mengkritik pemimpin yang telah menang. Karena mungkin masih tidak diterima, atau merasa telah dicurangi, akhirnya mereka membenci pemimpin yang telah menjabat tersebut. Ketahuilah, hal tersebut sama sekali tidak mengubah keadaan apapun melainkan perpecahan yang semakin meluas.

Mencintai pemimpin adalah salah satu hal yang dianjurkan oleh agama, karena dengan mencintainya akan menimbulkan persatuan tentunya membuat masyarakat menjadi lebih kuat. Masyarakat yang mudah terpecah belah karena berbeda pandangan politik akan mudah diadu domba dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak asing yang memiliki kepentingan, seperti yang terjadi di negara-negara konflik yang kita ketahui. Tentunya, pihak-pihak tersebut mungkin saja mengincar sumber daya alam kita yang sangat kaya, namun mereka tidak memiliki alasan untuk menguasainya. Cara kotor yang mungkin mereka lakukan adalah menjadikan perpecahan di antara masyarakat dengan masyarakat lainnya atau dengan pemerintah, agar mereka bisa berperang dan negerinya bisa dikuasai dengan mudah.

Kita menyadari, banyak sekali kesalahan yang dilakukan oleh pemimpin kita dan mereka memang melakukan beberapa kezaliman. Namun hal tersebut bukanlah alasan untuk menjatuhkan kehormatannya di muka umum, karena hal tersebut dilarang dalam agama. Menjadi orang yang idealis sangatlah bagus, namun mengendalikan pola pikir idealis tersebut tidaklah mudah. Terkadang, pola pikir idealis kita bisa menimbulkan kerusakan yang lebih besar daripada manfaat yang kita dapatkan. Jika memang memiliki kesempatan dan akses untuk memperbaiki pemerintahan, maka lakukanlah cara tersebut sebaik mungkin. Menjatuhkan kehormatan seorang pemimpin hanya akan mengundang tertawaan dari pihak lain dan melambangkan bahwa kita adalah bangsa yang lemah. Sebagaimana seorang kepala keluarga yang mungkin berbuat salah, dia tidak akan suka jika aibnya selalu diungkit di keluarganya apalagi sampai terdengar oleh orang lain, begitulah kira-kira gambaran negara kita.

Terkadang, kebijakan pemimpin kita mungkin tidak pas di hati kita atau terasa menzalimi kita, tapi ketahuilah, di balik itu mereka memiliki banyak alasan demi kemaslahatan yang lebih besar. Adapun kita adalah orang-orang yang lemah yang hanya berkomentar modal satu dua kali membaca berita kemudian menggunakan emosi untuk mengkritiknya. Jika kita terus-terusan memelihara rasa tidak percaya terhadap pemimpin, lantas apa jadinya bangsa ini? Tidak ada pemimpin yang sempurna di dunia ini kecuali yang telah berlalu, yaitu zaman Nabi shalallahu alaihi wasallam dan khulafa rasyidin. Jika memang dirasa ada yang masih kurang mari kita perbaiki negeri ini minimal dengan mendidik generasi muda untuk memelihara kejujuran, keluhuran akhlak, dan tentunya memiliki akidah yang kuat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngaji Perbaperan

Polemik Musik Antara Adi Hidayat Dengan Ustadz Salafy

Ateis di Eropa