Hidup Lebih Tenang Dengan Fokus Terhadap Urusan Sendiri, Bukan Urusan Orang Lain Maupun Politik
Tahun ini tahun politik, saya begitu kaget ketika buka sosial media ternyata debat capres sudah 3 kali digelar. Satu sama lain sering ribut, saling ejek, saling menganalisa, dan heboh membela capres yang didukungnya. Wajar, ketika buka handphone berita yang muncul berbahasa Inggris dan Portugis, jadi saya ternyata kurang update berita-berita viral yang ada di Indonesia, termasuk berita politik. Semenjak tinggal di sini, saya hanya fokus terhadap urusan diri sendiri dan memikirkan bagaimana karir saya bisa meningkat sehingga bisa pulang ke Indonesia dengan segudang pengalaman. Alhamdulillah, yang saya rasakan saat ini hidup jauh lebih tenang dan saya tidak peduli apa yang terjadi terhadap orang lain.
Bukan berarti kita tidak menyayangi orang lain, namun fokus terhadap urusan diri sendiri dan keluarga sendiri ternyata jauh lebih penting dan nikmat dijalani daripada sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, membandingkan, mengomentari, apalagi saling hina satu sama lain. Saya tidak peduli siapa yang menjadi presiden tahun berikutnya, dan apapun kebijakannya saya hanya bergantung kepada Allah Sang pengurus segala sesuatu, termasuk hidup saya. Saya juga tidak peduli terhadap sikap-sikap politik negara-negara lain seperti sebagian orang yang suka mengomentari Arab Saudi, padahal mereka hanya menganalisa sesuatu lewat sosial media dimana propaganda dan hoax tumbuh subur. Adapun mengetahui kondisi dunia luar memang sesuatu yang menghibur saya, namun untuk mengomentari dan mengkritik bukanlah urusan saya.
Ternyata, dengan tidak suka ikut campur urusan orang lain membuat hidup lebih produktif, beban pikiran menjadi lebih sedikit, dan tentunya saya bisa meluangkan waktu dan materi bagi keluarga dan orang-orang terdekat saya. Saya tidak bisa membayangkan ketika waktu saya habis hanya untuk saling adu komentar atau mencari-cari kesalahan orang lain. Bagi saya, lebih baik mendidik manusia melalui tulisan daripada mengomentari kesalahan orang satu persatu. Hal tersebut hanya menimbulkan permusuhan, tidak sama sekali mengajak manusia ke dalam kebaikan.
Komentar
Posting Komentar