Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

Makna Yang Benar Dari Bertakwalah Semampunya, Dan Melawan Talbis Setan

Kita diperintahkan untuk bertakwa semampunya, namun kita sering kali mengartikan bahwasannya semampunya adalah ala kadarnya. Terkadang rasa malas menyerang diri untuk tidak melakukan kebaikan, dan berlarut-larut menghabiskan waktu untuk hal yang tidak bermanfaat. Ketika jiwa membisiki untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat, lantas setan segera membisiki dengan kata-kata, "Kamu belum mampu melakukan itu, bertakwalah semampunya saja." Alhasil, kegiatan tersebut menjadi tertunda dan kita kembali menyia-nyiakan waktu. Misal, ketika ingin sekali membaca Al-Qur'an, setan terus membisiki dengan kata-kata yang halus, "Kalo sekarang kamu gak usah baca Qur'an dulu, kegiatan yang lain juga sama-sama bermanfaat kok. Contohnya main game, yang penting gak maksiat kan? Game juga bisa menghalangi kamu dari maksiat loh gak cuma baca Al-Qur'an." Lalu tidak jadi membaca Al-Qur'an dan justru main game. Ataupun kita sudah mulai membaca Al-Qur'an, setan terus membis...

Monarki Lebih Baik Daripada Demokrasi

Demokrasi adalah sistem pemerintahan modern yang dirancang beberapa abad lalu di Yunani. Saya tidak ingin membahas dari awal tentang demokrasi, karena saya sadar orang-orang pasti mengetahuinya. Intinya, demokrasi adalah menyerahkan kebijakan kepada rakyat sehingga manfaatnya akan kembali ke rakyat tersebut. Dalam prakteknya, ternyata demokrasi memiliki banyak cacat dan merusak kehidupan berbangsa hingga lini terkecil. Saya beri contoh yang sangat sederhana, ketika suatu kelas berisi 70% orang nakal dan 30% orang yang baik, maka kemungkinan besar yang menjadi pemimpin kelas tersebut adalah orang nakal yang akan melahirkan kebijakan-kebijakan yang mendukung orang nakal. Hal ini juga berlaku di pemerintahan desa, kabupaten / kota, provinsi, hingga negara. Berikut adalah cacat-cacat demokrasi yang bukan rahasia umum lagi. Suara orang awam (bodoh) = suara ahli. Suara laki-laki = suara wanita Saya ingat ketika pulang ke desa, saya berbincang dengan saudara saya mengenai pemilihan kades di d...

Hikmah dari Menjaga Kehormatan Pemimpin

Kita telah mengalami tahun-tahun politik yang cukup heboh, karena satu sama lain masih saling serang demi membela orang yang didukungnya. Mulai dari tahun 2014, 2019, hingga saat ini atmosfer politik sangat terasa. Yang menakjubkan adalah ketika salah satu pasangan menag dalam pilpres, pendukung dari pasangan lain masih merasakan sakit hati sehingga sering mencela dan mengkritik pemimpin yang telah menang. Karena mungkin masih tidak diterima, atau merasa telah dicurangi, akhirnya mereka membenci pemimpin yang telah menjabat tersebut. Ketahuilah, hal tersebut sama sekali tidak mengubah keadaan apapun melainkan perpecahan yang semakin meluas. Mencintai pemimpin adalah salah satu hal yang dianjurkan oleh agama, karena dengan mencintainya akan menimbulkan persatuan tentunya membuat masyarakat menjadi lebih kuat. Masyarakat yang mudah terpecah belah karena berbeda pandangan politik akan mudah diadu domba dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak asing yang memiliki kepentingan, seperti yang terjadi...

Membersihkan Sampah Di Otak Dengan Al-Qur'an

Tahukah kamu? Bahwa otak manusia bagaikan ruang kosong yang bisa diisi apapun. Ternyata kegiatan sehari-hari dan hobi kita bisa mempengaruhi kinerja otak kita. Melakukan kebiasaan buruk akan menyisakan sampah di otak kita, seperti sering mendengarkan musik, menonton film, atau melakukan hal lainnya. Sebagian orang mungkin menjadikan musik dan film sebagai sesuatu yang membersihkan otaknya, namun bagi saya hal itu sama sekali tidak. Musik dan film hanya akan membawa ke dalam khayalan-khayalan dan menimbulkan perasaan berbangga diri (ujub) terhadap sesuatu, dan sama sekali tidak mengurangi masalah. Sebagian orang mungkin berkata bahwa mendengar beberapa macam frekuensi bisa menghilangkan sampah-sampah di otak, hal ini terdengar bagus namun saya memiliki tips yang jauh lebih bagus dan hasilnya jauh lebih maksimal. Ternyata, mendengarkan lantunan Al-Qur'an dapat membersihkan sampah-sampah yang ada di otak, termasuk sampah pemikiran. Jika seseorang terbiasa mendengarkan musik kemudian p...

Hidup Lebih Tenang Dengan Fokus Terhadap Urusan Sendiri, Bukan Urusan Orang Lain Maupun Politik

Tahun ini tahun politik, saya begitu kaget ketika buka sosial media ternyata debat capres sudah 3 kali digelar. Satu sama lain sering ribut, saling ejek, saling menganalisa, dan heboh membela capres yang didukungnya. Wajar, ketika buka handphone berita yang muncul berbahasa Inggris dan Portugis, jadi saya ternyata kurang update berita-berita viral yang ada di Indonesia, termasuk berita politik. Semenjak tinggal di sini, saya hanya fokus terhadap urusan diri sendiri dan memikirkan bagaimana karir saya bisa meningkat sehingga bisa pulang ke Indonesia dengan segudang pengalaman. Alhamdulillah, yang saya rasakan saat ini hidup jauh lebih tenang dan saya tidak peduli apa yang terjadi terhadap orang lain.  Bukan berarti kita tidak menyayangi orang lain, namun fokus terhadap urusan diri sendiri dan keluarga sendiri ternyata jauh lebih penting dan nikmat dijalani daripada sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, membandingkan, mengomentari, apalagi saling hina satu sama lain. Saya tidak pe...

Bersyukur Dan Menerima Takdir Adalah Jalan Terbaik

Hidup di dunia, pasti kita mengetahui banyak hal yang tidak kita sukai. Misalnya adalah kegagalan, ditinggalkan orang yang dicintai, dikhianati, tidak tahu akan masa depan, dan berbagai macam musibah lainnya. Namun hal itu semua bukan sesuatu yang harus disesalkan secara berlarut-larut, melainkan untuk diterima sebagai takdir yang telah Allah tuliskan dan mensyukuri segala bentuk nikmat yang telah Dia berikan. Tentu, kenikmatan dari-Nya jauh lebih banyak daripada musibah yang kita terima, yang selalu kita ingkari. Coba renungkan, jika kita terus memelihara perasaan gagal, tidak berguna, putus harapan, lantas akan menjadi apa kita kedepannya? Bukankah Allah telah berikan kaki untuk melangkah dan akal pikiran untuk mengambil keputusan? Menyesali sesuatu yang telah berlalu hanya akan membuang waktu kita untuk larut di dalam kesedihan dan mungkin menimbulkan sifat pedendam terhadap orang-orang yang dulu menyakiti kita. Melangkah kedepan dan mengambil keputusan yang matang tentunya akan ber...